Sunday, June 1, 2014

Makna Busana Bagi Pemakainya

Tauhkah lu apa arti pakaian yang dipakai? peribahasa jawa berseru “ajining diri gumantung saka ing lathi, ajining nyawa gumantung ing busana”. arti secara aksen dari peribahasa tersebut; aji ialah harga, lathi adalah mulut, nyawa adalah tubuh, dan blus adalah pakaian.

Jadi, arti dari peribahasa jawa tersebut ialah nilai diri seseorang terletak dari apa ia melakukan mulutnya. maupun biaya diri tubuh (penghormatan) berada dari apakah yang manusia itu pakai.

Hal tersebut muncul benarnya juga. apa orang bisa dipercaya bilamana omongannya kerap dusta. esa dusta yang tidak terungkap akan memancing dusta yang lainnya untuk menutupi dusta pula.

Sedangkan gelar seseorang terletak atas apakah yang dia gunakan. serupa insan Timur, pakaian atau pakaian yang dikenakan gak sekadar bermakna estetis tetapi juga sopan.

Ingatkah apa salah eka Diva Indonesia yang mencapai titel busana terburuk No.2 atas polling Buzzfeed dalam Grammy Week 2013?

Orang Indonesia telah dikenal semacam tim yang ramah tamah serta penuh kesopanan. kebiasaan adiluhung dan estetis pernah diterapkan semenjak konvensional oleh nenek moyang. Tentang apakah akal bertata krama ataupun apakah pula berbusana.

Semua menginstruksikan jati diri negara. hendak tetapi, polemik yang timbul saat ini adalah berjuta-juta anak muda yang mulai meninggalkan etika tersebut ataupun terpengaruh oleh style barat.

Akses kabar via lapak online dan juga fasilitas massa berpengaruh lumayan besar pada transfer adat ini. Di esa sisi, masyarakat Barat dengan sarat semangat belajar budaya Indonesia. Di sisi lain, anak-anak muda kami memborong usai kebiasaan Western.

Sungguh, ironi westernisasi sejatinya bukanlah sesuatu yang buruk didalam keseluruhan hal. ada beberapa hal yang dirasa benar bagi beberapa perkara. Misalkan perkembangan teknologi dan informasi.

Hanya saja, penyaring untuk hal tersebut kerap kurang. kebanyakan budaya barat yang diimpor dan frontal diterapkan amat saja di lingkungan air. mulai dari style musik, gaya hidup makan dan minum dan bercengkerama, sampai berbusana.

Seolah-olah, apakah yang ditiru dari sang pujaan yang berasal dari habitat luar negeri adalah kiblat yang benar. Tanpa ditafsir dengan penuh kebijakan.

Akibatnya, beberapa kenakalan remaja dampak hal tersebut marak terbikin. menyematkan busana minimalis, ketat, maupun kurang elemen memancing perbuatan pemerkosaan dan aksi asusila, salah esa contohnya.

Semestinya anak-anak muda Indonesia kembali menelaah tentang etiket bangsa seorang diri yang mempunyai kekhasan dalam berbusana, arti dari kain yang menyembunyikan tubuh, sampai filosofinya. Terlepas dari suku yang betul-betul selalu melakukan baju seadanya dampak satu adat serta kurangnya informasi yang tersampaikan didalam mereka.

No comments:

Post a Comment